Jumat, 31 Oktober 2014

Peranan Informasi Dalam Kualitas Produk Dan Jasa



Peranan Informasi Dalam Kualitas Produk Dan Jasa

       I.            Kulitas
Kualitas  adalah tingkat yang mengambarkan,baik buruknya suatu taraf atau derajad. Istilah ini banyak digunakan dalam dalam bisnis, rekayasa, dan manufaktur dalam kaitannya dengan teknik dan konsep untuk memperbaiki kualitas produkatau jasa yang dihasilkan. Joyce Rowe dari Virginia state Universiti dan Ralp Neal dari Virginia Universiti James Martin, konsultan computer terkenal, yang mendepskipsikan kualitas perangkat lunak sebagai tempat waktu, sesuai anggaran, dan memenuhi kebutuhan pemakai.

    II.            Dimensi-Dimensi Kulitas Produk dan Jasa
Dimensi kualitas produk adalah ciri suatu karakteristik untuk melihat kualitas sebuah produk. Produk tersebut dapat berupa barang dan jasa. Dari perspektif itu,terdapat ciri karakteristik kualitas dari produk yang berupa barang dapat dikelompokan menjadi delapan dimensi.
Menurut David Garvin, professor administrasi bisnis pada Harvard University,  telah mempelajari subjek kulitas yang di terapkan pada produk dan telah mengidetifikasi delapan dimensi yang berbeda. Dimensi-dimensi tersebut :
1. Dimensi Performance atau kinerja
Dimensi ini menyangkut karakteristik fungsi produk.Maksudnya sejauh mana produk dapat berfungsi sebagaimana fungsi utama produk tersebut. Misalnya, jam tangan memiliki fungsi utama penunjuk waktu.
 2. Dimensi Features dimensi yang menyangkut karakteristik pelengkap
Dimensi ini menyangkut kelengkapan fitur-fitur tambahan. Maksudnya, suatu produk selain punya fungsi utama, biasanya juga dilengkapi dengan fungsi-fungsi lain yang bersifat komplemen. Misalnya, produk handphone.
3. Dimensi Keandalan atau Reliability
Dimensi ini menyangkut kemungkinan tingkat kegagalan pemakaian.
4. Dimensi Conformance atau kesesuaian.
Dimensi ini melihat kualitas produk dari sisi apakah bentuk, ukuran, warna, berat dan lain-lain sesuai dengan yang diinginkan dan apakah pengoperasiannya sesuai dengan standard tertentu ataukah tidak.

5.  Dimensi daya tahan atau Durability
Dimensi ini berkaitan dengan seberapa lama produk dapat terus digunakan selama jangka waktu tertentu.
6. Dimensi Serviceability
Dimensi ini melihat kualitas barang dari kemudahan untuk pengoperasian produk dan kemudahan perbaikan maupun ketersediaan komponen pengganti.Dimensi ini terkait dengan sejauh mana kemudahan produk untuk dapat dilakukan perawatan sendiri oleh penggunanya.
7. Dimensi Estetika
Dimensi ini melihat kualitas suatu barang dari penampilan, corak, rasa, daya tarik, bau, selera, dan beberapa faktor lainnya mungkin menjadi aspek penting dalam kualitas. Dimensi ini menyangkut keindahan, keserasian atau kesesuaian yang membuat enak dipandang, atau dirasakan sehingga memberikan suatu daya tarik tersendiri kepada konsumen.
8. Dimensi Perceived, citra dan reputasi produk
Dimensi ini berbicara tentang kualitas dari sisi persepsi konsumen. Dimensi ini berpacu kepada kualitas adalah bagian terbesar dari kesan pelanggan terhadap produk dan pelayanan
Terdapat enam karakteristik yang sering digunakan oleh konsumen dalam mengevaluasi kualitas jasa menurut Hendra Poerwanto G, yaitu:
1. Dimensi bukti langsung atau Tangible .
Dimensi ini meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi. Misalnya sebuah bus pariwisata, maka fasilitas fisiknya seperti kondisi badan bis, lebar bis, kebersihan, tempat duduk, cat dan lain-lain. Sedangkan perlengkapan misalnya keberadaan ac, tv, audio bantal duduk, korden jendela.
2. Dimensi kehandalan atau reliability
Dimensi ini adalah dimensi yang melihat kualitas jasa dari sisi kemampuan dalam memberikan pelayanan. Sejauh mana pemberi jasa mampu memberikan jasa sesuai dengan apa yang diharapkan oleh konsumen, atau setidaknya sesuai dengan apa yang telah dijanjikan.
3. Dimensi daya tanggap  atau responsiveness
Dimensi ini membicarakan kualitas jasa berdasarkan apakah ada keinginan para staf untuk membantu kesulitan pelanggan pada saat pelanggan mengalami masalah dalam mengkonsumsi jasa.

4. Dimensi Jaminan atau Assurance
Dimensi assurance ini menyangkut kesopanan dari para staf dalam memperlakukan konsumen. Yang lain adalah bahwa pemberi jasa dapat memberikan kepastian kepada konsumen bahwa risiko telah diminimalisir sedemikian sehingga mereka terbebas dari bahaya yang mungkin timbul sehubungan dengan jasa yang dikonsumsi.
 5. Dimensi empati
Dimensi empati sering dijabarkan menjadi dimensi access dan dimensi communication. Dimensi empati melihat kualitas jasa dari aspek kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik yang menunjukkan sikap respek dan perhatian yang tulus thdp kebutuhan pelanggan. Maksudnya adalah bahwa konsumen dapat dengan mudah menghubungi dan berkonsultasi dengan para staf pemberi jasa terkait jasa yang diberikan.
6. Dimensi pemahaman terhadap pelanggan
Dimensi ini melihat kualitas jasa dari aspek pemahaman pemberi jasa terhadap kebutuhan dan harapan pemakai jasa. Artinya bahwa bagaimana pemberi jasa memberikan jasa kepada penerimanya akan dipengaruhi oleh bagaimana pemahaman pemberi jasa terhadap konsumennya.
Menurut Philip Kotler terdapat dimensi-dimensi kualitas produk, meliputi:

Ciri-ciri (Features)
Ciri adalah sifat yang menunjang fungsi dasar produk. Ciri adalah kiat kompetitif untuk membedakan produk perusahaan. Dalam implementasinya, ciri diartikan sebagai persepsi pelanggan untuk membedakan produk badan usaha dengan pesaing yang digunakan untuk menunjang fungsi dasar produk.

Kinerja (Performance)
Dimensi ini menunjukkan tingkat operasi produk atau kegunaan dasar dari suatu produk. Dalam implementasinya, kinerja diartikan sebagai persepsi pelanggan terhadap manfaat dasar dari produk yang dikonsumsinya.

Kesesuaian (Conformance)
Kesesuaian mengukur sejauh mana sifat rancangan dan operasi produk mendekati standar yang dituju. Dalam implementasinya, kesesuaian diartikan sebagai persepsi pelanggan terhadap spesifikasi sasaran yang dijanjikan terhadap produk yang dikonsumsinya.

Daya tahan (Durability)
Ketahanan mencermikan suatu ukuran usia operasi produk yang diharapkan dalam kondisi normal dan atau berat. Ketahanan dapat juga diartikan sebagai ukuran harapan hidup produk. Dalam implementasinya, daya tahan diartikan sebagai persepsi pelanggan terhadap umur ekonomis produk yang akan dikonsumsi.

Keandalan (Reliability)
Keandalan mengukur kemungkinan produk tidak rusak selama jangka waktu tertentu. Dalam implementasinya, kendalan diartikan sebagai persepsi pelanggan terhdap keandalan produk yang dinyatakan dengan waktu garansi atau jaminan produk tidak rusak sebelum masa kadaluwarsa ditetapkan.

Kemudahan perbaikan (Service Ability)
Dimensi ini mencerminkan kemampuan memberikan pelayanan pada produk tersebut, yang meliputi perbaikan dan penanganan keluhan (complain) yang memuaskan. Dalam implementasinya, perbaikan atau layanan diartikan sebagai persepsi pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan badan usaha atau agen penjual kepada pelanggan.

Keindahan (Aesthetics)
Keindahan menunjukkan bagaimana penampilan atau daya tarik produk terhadap pembeli. Dimensi ini dapat dijadikan senjata untuk membedakan dua produk yang terlihat sama. Dalam implementasinya, keindahan diartikan sebagai persepsi pelanggan terhadap daya tarik produk.

 III.            Dasar-Dasar Manajemen Kualitas
Manajemen kualitas adalah konsep yang menyatakan bahwa perusahaan dapat mencapai tingkat kualitas yang diinginkan pada proses, produk dan jasanya dengan mengikuti prktek praktek fundamental.
 Beberapa konsep manajemen kualitas
Menurut  W. Edwards deming, professor statitik di new York universitas tahun 1940-an yang pergi ke jepang untuk membantu Negara tersembut membangkitkan kembali kemampuan industrinya setelah perang dunia II. Sebagian besar keberhasilan yang dinikmati jepang sebagai kekuatan industry dapat dikaitkan pada pengaruh deming. Deming terkenal karena 14 pokoknya yang ia percayai merupakan kunci mencapai kualitas. 14 pokok deming adalah:
·         Tetapkan tujuan inovasi dan perbaikan yang terus menerus.
·         Ambil filosofi baru, kita dapat menerima kekurangan dan kesalahan lama.
·         Hentkan ketergantunga pada inspeksi masal, persayaratkan bukti statistic bahwa kualitas sudah terpasang.
·         Hentikan praktek memberikan bisnis berdasarkan harga.
·         Gunakan metode statistic untuk menemukan titik permasalahan
·         Lembagakan metode metode modern dalam pelatihan kerja.
·         Perbaiki pengawasan, lakukan apa yang tepat bagi perusahaan, jangan hanya menyerahkan kuantitas yang disarankan.
·         Usir rasa takut, sehingga orang orang merasa aman untuk mengungkapkan permasalahan dan meminta informasi.
·         Hilangkan halangan antar departemen serta halanagan antar pemasok dan pekanggan sehingga ada komunikasi terbuka yang efektif.
·         Hapuskan poster poster dan slogan slogan karena tidak membantu memecahkan masalah. Kerjakan dan tunjukan orang  orang bagaimana caranya.
·         Hilankan standar kerja berdasarkan kuota jumlah karena mengabaikan kualitas dan membatasi produksi.
·         Singkirkan halangan antar para pekerja dan hak mereka untuk bangga dalam pekerjaan mereka.
·         Lembagakan berbagai program pelatihan kembali untuk mengejar perubahan dan perkembangan baru.
·         Ciptakan struktur manajemen puncak yang akan menekankan pokok pokok ini setiap hari.

 IV.            Total Quality Management
Total Quality Management adalah manajemen keseluruhan perusahaan sehingga perusahaan unggul dalam semua dimensi produk dan jasa yang penting bagi pelanggan.
Keyakinan dasar yang melandasi TQM adalah :
·         Kualitas didefinisi oleh pelanggan
·         Kualitas dicapai oleh manajemen
·         Kualitas adalah tanggung jawab seluruh perusahaan
·         Pokok pokok ini menangkap ide ide yang tekah disumbangkan oleh deming, juran, feigembaun dan para pakar kualitas lainya selama paruh kedua, abad dua puluh, saat para pelanggan dunia menjadi sadar kualitas

Elemen elemen TQM
A. Peralatan peralatan grafis
            Dalam melaksanakn TQM, manajemen dapat menggunakan berbagai bagan dan grafik untuk memantau aktifitas kualitas. Sebagian grafik dikembangkan didalam fungsi manufaktur dan biasanya digunakan terbatas pada era rsebut. Analisis pareto dan diagram sebab akibat adalah contohnya. Grafik grafik yang lain tampak digunakan lebih luas, dan dikenal para manejer disemua area.
B.Peralatan peralatan statistic
 System pengendalian kualitas yang formal mula mula diterapkan dalam fungsi manufaktur. Pendekatan yang umum adalah membuat secara khusus suatu departemen pengendalian kualitas,  dan memperkerjakan para pemeriksa kualitas untuk memantau arus material dan arus kerja di pabrik. Statistical quality control (SQC) adalah penggunaan teknik teknik matematika untuk menentukan apakah material dan proses barada dalam garis pedoman kualitas. Yang paling banyak menggunakan SQC adalah para pemerikasa kualitas dan para spesialis kuantitatif seperti management scientist dan operation resheacher.

    V.            Kualitas dan Keunggulan kompetitif
TQM adalah subyek yang popular saat ini karena manjemen puncak memahami bahwa perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif melalui kualitas. Perusahaan perusahaan melakukan investasi yang besar pada kualitas, dengan harapan manfaatnya akan melebihi biayanya.

Kunggulan kualitas yang baik
Keuntungan yang didapat perusahaan karena meyediakan produk dan jasa berkualitas baik berasal dari pandangan penjualan yang lebh tinggi dan biaya yang lebih rendah, gabungan keduanya menghasilkan profitabilitas dan pertumbahan .
Hubungan-hubungan dalam model ini adalah sbb :
1. Pasar yang dilayani oleh industry mencakup pelanggan pelanggan dengan kebutuhan produk dan jasa.
2. Penelitian pemasaran mengidentifikasikan kebutuhan tersebut, dan mengidentifikasiknya dalam hal kualitas.
3. Pelanggan menganggap produk dan jasa perusahaan lebih berkualitas dari pesaingnya.
4. Karena dianggap lebih berkualitas, pelanggan bersedia membayar harga yang relative lebih tinggi dari pada harga pesaing.
5. Dianggap memiliki nilai nilai yag relative lebih tinggi.

 VI.            Contoh dukungan CBIS pada kualitas produk dan jasa
Komputer sekarang merupakan bagian integral dari sebagian besar perysahaan, dan contoh contoh penerapan computer dalam mencapai kualitas dapat ditemukan dengan mudah. Untuk memberikan gambaran mengenai beragam dukungan yang mungkin akan diuraikan tiga aplikasi pelacakan paket.
Pelacakan paket
Mungkin haya sedikit organisasi didunia yang telah membangun operasi mereka dengan computer sperti  federal express. Fedex menggunakn computer untuk banyak aplikasi, tetapi paling nyata bagi pelanggan adalah pelacakn paket. Saat kurir mengambil suatu paket, ia menggunakn terminal genggam, yang disebut super tracker, untuk mencatat data vital. Super tracker membaca sebagian data secara optikal., dan kurir memasukan data selebihnya melalui keyboard. Super tracker kemudian menggunakan microprocessor dan read-only memory-nya untuk menentukan rute terbaik ketempat tujuan. Kurir memasukan super tracker ke dalam printer portable astra, yang mencetak label yang ditempelkan ke paket. Label astra berisi bar code yang mengidenifikasikan tujuan, jnis pelayanan yang akan diberikan , dan rutenya.
Saat paket ini diirimkan, kurir menggunakan super tracker untuk membaca label astra secara optis. Kurir kemudian mentik nama penerima. Saat kurir kembali ke truknya, super tracker dimasukan ke dalam terminal lain, yang akan menambahkan tanggal dan hari. Terminal di truk tersebut kemudian mengirimkan data melalui gelombang mikro ke computer area ( terdapat sekitar 150 buah di amerika serikat, juga dilondon dan hongkong). Computer area mengirimkan data ke computer utama di Memphis. Dalam dua menit setelah paket dikirimkan, computer dimemphis telah mencatat transaksi tersebut.Federal express bangga akan reputasinya dalam jasa berkualitas. System computer berteknologi inovatif seperti super tracker memungkinkan reputasi ini.

VII.            Menetapkan Program TQM di Perusahaan
Keterlibatan IS dalam usaha TQM perusahaan tidak terbatas pada menyediakan informasi bagi pemakai internal sehingga perusahaan dapat mencapai kualitas dalam produk dan jasanya. IS juga diharapkan dapat mempraktekan manjemen kualitas. CIO bertanggung jawab menetapkan dan menegekan tandar standar yang memungkinkan IS menyediakn informasi kualitas produk dan jasa. Tetapi CIO dan jasa informasi tidak diharapkan melaksanakanya sendiri.  CEO dan paraeksekutif lain membangun kerangka kerja yang mendukung bagi seluruh perusahaan.
Menurut pakar kualitas joseph juran, pendekatan yang lazim adalah menetapkan dewan perencanaan kualitas (quality planning council) yang menformulasikan dan mengkoordinasikan sktivitas kualitas seluruh perusahaan tanggung jawab dean tersebut meliputi :
1. Menetapkan kebijakan kualitas perusahaan.
2. Menetapkan tujuan kualitas perusahaan, dan mengkaji tujuan tujuan area fungsional.
3. Menetapkan strategi kualitas perusahaan dan mengkaji strategi strategi area fugsioanal.
4. Mengkaji kinerja kualitas dibandingkan dengan tujuan dan strategi.     
5. Merevisi system pemberian peringkat menejerial dengan memasukan kinerja yang mengarah ke tujuan kualitas.

VIII.            Mencapai manajemen kualitas dalam jasa informasi
Salah satu contoh dimensi kualitas produk IS di GooDYear adalah : akurasi, output yang terpercaya, kemudahan agi pemakai (user priendliness), bekerja sesuai spesifikasi, waktu respon yang cepat, revolusi, memuaskan semua kebutuhan, tidak ada downtime, pengiriman tepat waktu, penggantian yang mudah. kebutuhan kemampuan dasar bagi pelamar kerja IS :
·         memperhatikan efektivitas
·         berinisiatif
·         antusias pada pekerjaan
·         percaya diri
·         memperhatikan dampak dari suatu tindakan
·         kecakapan membina hubungan antar pribadi
·         pemikiran konseptual
·         pemikiran analitis

 IX.            Menempatkan Kualitas IS dalam Perspektif
            Kualitas sebenarnya bukanlah suatu hal yang baru bagi IS. Banyak perusahaan yang telah bertahun – tahun membuat usaha terpadu untuk mencapai kualitas. Namun, yang baru adalah perhatian pada kualitas IS dalam konteks budaya kualitas perusahaan.